Oleh: Muhammad
Ramadhan Yusuf Djalil
(R&B)
(Ramadhan
& Brother Shoes)
Jln.
T. Iskandar No. 8 Ulee Kareng Banda Aceh
Drs. B.
Suryosubroto
PROSES
BELAJAR
MENGAJAR
DI
SEKOLAH
DIRINGKAS OLEH: M. RAMADHAN
NIM
: 22101087-2
UNIT : 1 KPI PPS IAIN AR-RANIRY
Penerbit
RINEKA
CIPTA
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Bagian Pertama:
Beberapa Wawasan Proses Belajar Mengajar
BAB I Tugas dan Peranan
Guru dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah
BAB II Mengelola proses
belajar menganjar
A.
Kemampuan
Merencanakan Pengajaran
B.
Kemampuan
Melaksanakan Proses Belajar Menganjar
C.
Kemampuan Melakukan Evaluasi (Pelaksanaan
Penilaian)
BAB III Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI)
A.
Pengertian Sistem Instruksional
B.
Langkah-langkah Pokok
C.
Beberapa Nilai Positif
BAB IV Sistem Pengajaran di
Kelas dengan Pendekatan Keterampilan Proses
A.
Latar
Belakang Masalah
B.
Langkah-langkah
Pelaksanaan
C.
Kerangka
Isi Satuan Pelajaran
D.
Ketuntasan
Belajar
E.
Penggunaan
Kata-kata Operasional
BAB V Pengajaran yang Memperhatikan Adanya
Perbedaan Individual (Individualized Instruction)
A.
Pendahuluan
B.
Pengertian Individualized Instruction
C.
Beberapa Pengaturan atau Pelayanan yang Dapat
untuk Menuju Individualized Instruction
BAB VI Konsep
Belajar Tuntas
A.
Pengertiaan
B.
Ide Lahirnya Belajar Tuntas
C.
Ciri-ciri Belajar Mengajar dengan Prinsip
Belajar Tuntas
D.
Persiapan Mengajar dengan Prinsip Belajar Tuntas
E.
Model Strategi Belajar Tuntas
F.
Konsep
Belajar Tuntas dalam Kaitannya dengan Paket Belajar
G.
Contoh
pelaksanaan Belajar Tuntas dalam Kurikulum 1984 di SMA
BAB VII Sistem
Maju Berkelanjutan (Continuous Progress)
A.
Pendahuluan
B.
Pengertian
Tentang Maju Berkelanjutan dan Jenisnya
C.
Beberapa
Prinsip dan Ketentuan
D.
Tenaga
Pengelola Kelas
E.
Gambaran
Kongkret dalam Pelaksanaan
Bagian Kedua: Beberapa Metode Pendukung
BAB VIII Pengantar Kepada
Pengenalan Mengajar
Arti dan Maksud Metode Pengajaran
Hubungan Antara Tujuan dan Metode
BAB IX Faktor
Guru dan Kedudukan Metode Mengajar dalam Proses Interaksi Edukatif
Komponen-komponen Dasar dalam Interaksi
Edukatif
Pengembangan Sistem Instruksional
Bagaimana Guru Harus Berbuat
Pengaruh Faktor Guru
BAB X Metode Ceramah dalam
Proses Belajar Menganjar
A.
Maksud
dan Arti Metode Ceramah
B.
Keuntungan
/ Kebaikan Metode Ceramah
C.
Langkah-langkah
untuk Mengefektifkan Metode Ceramah
D.
Asas-asas
Didaktik dalam Metode Ceramah
E.
Alat-alat Pengajaran dalam Metode Ceramah
F.
Rencana Persiapan Mengajar dengan Metode Ceramah
BAB XI Metode Diskusi dalam
Proses Belajar Mengajar
A.
Pengertian
Pokok
B.
Relevansi
Metode Diskusi
C.
Langkah-langkah
Penggunaan Metode Diskusi
D.
Peranan
Guru
E.
Hambatan-hambatan
di dalam Diskusi
F.
Beberapa
Keuntungan Metode Diskusi
G.
Beberapa
Kelemahan Metode Diskusi
H.
Lembar
Evaluasi Diskusi
BAB XII Penemuan Sebagai
Metode Belajar Menganjar
A.
Latar
Belakang
B.
Konsep
Dasar
C.
Sejarah
Latar Belakangnya
D.
Langkah-langkah
Pelaksanaan Metode Penemuan
E.
Kebaikan
dan Kekurangan Metode Penemuan
Bagian Ketiga: Beberapa Layanan Khusus
Penunjang Proses Belajar Menganjar di Sekolah
BAB XIII Penyelenggaraan
Perpustakaan di Sekolah
A.
Pendahuluan
B.
Perencanaan
Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
C.
Pelaksanaan
Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
D.
Supervisi Terhadap Hasil Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah
BAB XIV Melaksanakan Bimbingan
Karier di Sekolah
A.
Pengertian
B.
Tujuan
Bimbingan Karier
C.
Asas-asas
Pokok Pelaksanaan Bimbingan Karier
D.
Prinsip-prinsip Pokok Pengertian Bimbingan
Karier
E.
Nilai-nilai
F.
Pemahaman
Lingkungan
G.
Merencanakan
Masa Depan
H.
Pelaksanaan
dan Petugas Bimbingan Karier
BAB XV Penyelenggaraan
Kegiatan Ekstra Kurikuler Sebagai Program Layanan Khusus dalam Pendidikan di
Sekolah
A.
Program
Ekstra Kurikuler
B.
Partisipasi
Siswa dalam Kegiatan Ekstra Kurikuler
C.
Pembinaan
Kegiatan Ekstra Kurikuler
D.
Tersedianya
Sarana
E.
Tersedianya
Dana
F.
Keberadaan
Jadwal Kegiatan Ekstra Kurikuler
Isi Buku!
Bagian Pertama:
Beberapa Wawasan Proses Belajar Mengajar
BAB I Tugas dan Peranan
Guru dalam Proses Belajar Mengajar di Sekolah
Tugas dan peranan guru sebagai pendidik
profesional sangat komplek tidak hanya dalam
proses belajar menganjar. Guru juga berperan sebagai administrator, evaluator,
konselor, dan juga tugas lainnya yang sesuai dengan sepuluh kompetensi yang
dimilkinya.
Untuk dapat menjalankan tugasnya dengan baik, guru
harus memiliki kompetensi profesional yaitu ada sepuluh kompetensi guru, yaitu:
1.
Menguasai
bahan
2.
Mengelola
program belajar mengajar
3.
Mengelola
kelas
4.
Menggunakan
media/sumber belajar
5.
Menguasai
landasan pendidikan
6.
Mengelola
interaksi belajar mengajar
7.
Menilai
prestasi belajar siswa
8.
Mengenal
fungsi dan layanan bimbingan penyuluhan
9.
Mengenal
dan menyelenggarakan administrasi sekolah
10. Memahami
dan menafsirkan hasil penulisan guna keperluan pengajaran.
Kesepuluh kompetensi professional diatas merupakan
profil kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru.
Sementara tugas guru dalam proses belajar mengajar dapat dikelompokkan ke
dalam tiga kegiatan, yaitu:
1. Menyusun
program pengajaran
a. Program tahunan pelaksanaan
kurikulum
b. Program semester / caturwulan
c. Program satuan pelajaran
d. Perencanaan program mengajar
2.
Menyajikan / melaksanakan pengajaran
a. Menyampaikan materi (dalam GBPP)
b. Menggunakan metode mengajar
c. Menggunakan media/sumber
d. Mengelola kelas/ mengelola interaksi
belajar mengajar
3.
Melaksanakan evaluasi belajar
a. Menganalisis hasil evaluasi belajar
b. Melaporkan hasil evaluasi belajar
c. Melaksanakan program perbaikan dan
pengayaan
Agar pelaksanaan pelaksanaan pengajaran efektif,
perlu memperhatikan hal-hal berikut:
1.
Konsistensi kegiatan belajar mengajar dengan kurikulum; dilihat dari
aspek-aspek:
a. Tujuan pengajaran
b. Bahan pengajaran yang diberikan
c. Alat pengajaran yang digunakan
d. Strategi evaluasi/penilaian yang
digunakan
2.
Keterlaksanaan proses belajar mengajar; meliputi:
a. Mengkondisikan kegiatan belajar
siswa
b. Menyajikan alat, sumber dan
perlengkapan belajar
c. Menggunakan waktu yang tersedia
untuk KBM secara efektif
d. Motivasi belajar siswa
e. Menguasai bahan pelajaran yang akan
disampaikan
f. Mengaktifkan siswa dalam proses
belajar mengajar
g. Melaksanakan komunikasi/interaksi
belajar mengajar
h. Memberikan bantuan dan bimbingan
belajar mengajar kepada siswa
i. Melaksanakan penilaian proses
dan hasil belajar siswa
j.
Menggeneralisasikan hasil belajar dan tindak lanjut.
BAB II
MENGELOLA PROSES BELAJAR MENGAJAR
Proses belajar mengajar
meliputi kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan guru mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan
sampai evaluasi dan program tindak lanjut yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu yaitu pengajaran. Sedangkan yang
dimaksud dengan kemampuan mengelola proses belajar mengajar adalah kesanggupan
atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi yang edukatif
antara guru dan peserta didik yang mencakup segi kognitif, afektif dan
psikomotor, sebagai upaya mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai
dengan tahap evaluasi dan tindak lanjut agar tercapai tujuan pengajaran.
Kemampuan guru dalam
mengelola proses belajar mengajar dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Kemampuan merencanakan pengajaran,
meliputi:
a.
Menguasai GBPP
b.
Menyusun analisis materi pelajaran (AMP)
c.
Menyusun program cawu
d.
Menyusun rencana pengajaran, dengan memperhatikan:
1. Karakteristik dan kemampuan awal siswa
2. Perumusan tujuan pengajaran
3. Pemilihan bahan dan urutan bahan
4. Pemilihan metode mengajar
5. Pemilihan sarana/alat pendidikan
6.
Pemilihan strategi evaluasi
2. Kemampuan melaksanakan proses belajar
mengajar, meliputi:
a.
Membuka pelajaran
b.
Melaksanakan inti proses belajar mengajar, terdiri:
1.
Menyampaikan materi pelajaran
2. Menggunakan metode mengajar
3. Menggunakan media/alat pelajaran
4. Mengajukan pertanyaan
5. Memberikan penguatan
6. Interaksi belajar mengajar
3. Kemampuan mengevaluasi/penilaian
pengajaran, meliputi:
a.
Melaksanakan tes
b.
Mengolah hasil penilaian
c.
Melaporkan hasil penilaian
d.
Melaksanakan program remedial/perbaikan pengajaran
BAB III
PROSEDUR PENGEMBANGAN SISTEM INSTRUKSIONAL (PPSI)
A.
Pengertian Sistem Instruksional
Sistem instruksional menunjukkan
pengertian pengajaran sebagai suatu sistem, yaitu suatu kesatuan yang terorganisasi
yang terdiri atas sejumlah komponen
yang saling berhubungan satu sama lain dalam rangka mencapai yang diinginkan.
Sejumlah komponen tersebut antara lain materi pelajaran, metode, alat dan
evaluasi yang semuanya ini berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan
pengajaran yang telah dirumuskan.
B. Langkah-langkah Pokok dalam
Pengembangan Sistem instruksional
1. Merumuskan
tujuan-tujuan instruksional
Yang dimaksud tujuan instruksional di sini ialah perumusan tentang tingkah
laku/kemampuan-kemampuan yang kita harapkan dapat dimiliki oleh siswa atau
mahasiswa setelah mereka mengikuti pelajaran-pelajaran yang kita berikan.
Agar perumusan tujuan instruksional
cukup jelas sehingga tidak menimbulkan tafsiran yang berbeda, hendaknya
digunakan istilah-istilah tertentu yang operasional sehingga dapat diukur.
Contoh
istilah-istilah operasional: Menulis, menghitung, menyebutkan, mengemukakan,
memilih, membedakan, memecahkan, membandingkan, mendemonstrasikan, menerangkan,
melukiskan, memberikan contoh, dan lain-lain.
Perumusan tujuan instruksional ini haruslah menuruti kriteria sebagai
berikut:
- menggunakan istilah-istilah yang
operasional
- harus dalam bentuk hasil (produk)
belajar
- berbentuk tingkah laku siswa
- hanya
meliputi satu jenis tingkah laku
2. Mengembangkan alat-alat evaluasi
Langkah ini adalah pengembangan tes yang
fungsinya adalah untuk menilai sampai dimana para siswa/mahasiswa telah
menguasai kemampuan-kemampuan yang telah kita rumuskan dalam tujuan-tujuan
tersebut.
Dengan dikembangkannya alat evaluasi in,
ada kemungkinan beberapa tujuan yang telah dirumuskan perlu diubah atau
dipertegas rumusannya, sehingga dapat diukur.
- Yang
pertama adalah menentukan jenis-jenis tes apa yang akan dipergunakan untuk
menilai tercapai tidaknya tujuan
- Kemudian
kita merumuskan pertanyaan (item) untuk menilai masing-masing tujuan.
3. Menetapkan Kegiatan-kegiatan Belajar
Dalam
langkah ketiga ini dapat berupa kegiatan-kegiatan belajar yang perlu ditempuh
oleh siswa/mahasiswa harus dirumuskan agar mereka nantinya dapat berbuat
seperti apa yang tercantum dalam tujuan yang telah dirumuskan pula.
4. Merencanakan Program Kegiatan
Hal-hal
pokok yang perlu ditetapkan dalam merencanakan program kegiatan adalah:
- Merumuskan materi pelajaran
- Metode yang digunakan
- Menyusun jadwal
5. Melaksanakan
Program
Langkah-langkah yang kita gunakan
adalah:
- Mengadakan pre-test
- Mengadakan evaluasi (post test)
Dengan melakukaan dua jenis perbanndingan sekurang-kurangnya 3 hal dapat
diketahui
- Hasil belajar masing-masing siswa
- Sejauh mana tujuan-tujuan yang telah
dirumuskan berhasil dicapai
- Kelemahan-kelemahan yang masih
terdapat dalam bagian-bagian tertentu dari prrogram yang kita berikan,
sehingga memberikan pedoman pada kita untuk mengadakan perbaikan (revisi)
Beberapa Nilai Positif Pelaksanaan PPSI
Berdasarkan atas pemikiran-pemikiran yang telah berkembang serta deskripsi
pengalaman-pengalaman terakhir para guru, ternyata pelaksanaan PPSI sebenarnya
membawa serta nilai-nilai positif bagi pengembangan sistem pengajaran di
sekolah.
Nilai-nilai positif pelaksanaan PPSI
antara lain dalam segi:
- Persiapan
mengajar
- Peranan
kurikulum/silabus
- Tujuan
pengajaran (instruksional)
- Evaluasi
belajar
BAB IV
SISTEM
PENGAJARAN DI KELAS DENGAN PENDEKATAN
KETERAMPILAN PROSES
- Latar
Belakang Masalah
Dalam sistem belajar mengajar yang
sifatnya klasikal, guru harus berusaha agar proses belajar mengajar
mencerminkan komunikasi dua arah. Mengajar bukan semata-mata merupakan
pemberian informasi seraya tanpa mengembangkan kemampuan mental, fisik, dan
penampilan diri.
Keaktifan siswa antara lain tampak dalam
kegiatan:
1.
Berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran
dengan penuh keyakinan
2.
Mempelajari, mengalami, dan menemukan sendiri
bagaimana memperoleh situasi pengetahuan
3.
Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang
diberikan oleh guru kepadanya
4.
Belajar dalam kelompok
5. Mencobakan sendiri konsep-konsep tertentu
6. Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan,
dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penampilan.
- Langkah-langkah Pelaksanaan
Keterampilan Proses
1. Pemanasan
Tujuan kegiatan ini untuk
mengarahkan siswa pada pokok permasalahan agar siswa siap, baik secara mental,
emosional maupun fisik.
2. Proses belajar
mengajar
Proses belajar mengajar hendaknya
selalu mengikutkan siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuan-kemampuan
siswa antara lain:
- Pengamatan
- Interpretasi hasil pengamatan
- Peramalan
- Aplikasi konsep
- Perencanaan penilitian
- Pelaksanaan penelitian
- Komunikasi
- Kerangka Isi Satuan Pelajaran
I. Tujuan Instruksional Umum
II. Tujuan Instruksional Khusus
III. Materi Pelajaran
IV. Kegiatan Belajar Mengajar
V. Alat dan Sumber Pelajaran
VI. Penilaian
- Ketuntasan Belajar
- Pengertian dan kriteria
a. Ketuntasan dapat dilihat secara kelompok
maupun secara perseorangan
b. Secara kelompok, ketuntasan belajar
dinyatakan telah dicapai jika sekurang-kurangnya 85% dari siswa dalam kelompok
yang bersangkutan telah memenuhi kriteria ketuntasan yang belajar secara
perorangan.
c. Secara perorangan, ketentuan belajar
dinyatakan telah terpenuhi jika seseorang (siswa) telah mencapai taraf
penguasaan minimal yang ditetapkan bagi setiap unit bahan yang dipelajarinya
d. Dalam kurikulum 1984, taraf penguasaan
minimal yang ditetapkan bagi ketuntasan belajar secara perorangan adalah:
1.
75 %, unit hasil penilaian formatif pada setiap
satuan pelajaran
2. 60
%, unit rata-rata hasil penilaian sub sumatif, sumatif dan ko kurikuler pada
setiap semester.
- Pola
proses belajar mengajar
- Pelaksanaan
program perbaikan dan pengayaan
- Penggunaan kata-kata Operasional
Kata operasional merupakan gambaran kegiatan belajar siswa dalam kelas,
sesuai dengan langkah-langkah pendekatan keterampilan proses yang dikehendaki
oleh kurikulum 1984. Dibawah ini dikutipkan sejumlah kata operasional yang
mewakili setiap langkah keterampilan proses.
- Pemanasan
a. Mengingatkan kembali
b. Mereproduksikan
c. Memperlihatkan kembali, dan sebagainya.
- Mengamati
a. Menggunakan sebanyak mungkin indera
-
Memperkenalkan
-
Memperlihatkan
-
Memperdengarkan,
dan sebagainya
b. Mengumpulkan fakta yang relevan dan
memadai
-
Memilih
-
Membandingkan
-
Mengidentifikasi
-
Menggabungkan,
dan sebagainya
c. Mencari kesamaan dan perbedaan
-
Menggolong-golongkan
-
Membandingkan
-
Memilih,
dan sebagainya
- Menafsirkan pengamatan
a. Mencatat setiap hasil pengamatan
-
Mengutip
-
Menyalin
-
Menuliskan,
dan sebagainya
b. Menghubungkan pengamatan-pengamatan
-
Membandingkan
data
-
Menganalisis
-
Menggabungkan,
dan sebagainya
c. Menemukan suatu pola dalam satu seri
-
menyimpulkan
-
menetapkan
-
menarik
kesimpulan, dan sebagainya
- Meramalkan
-
menduga
-
meramalkan
-
memperkirakan,
dan sebagainya
- Menerapkan konsep
a. menjelaskan peristiwa baru dengan
menggunakan konsep yang telah dimiliki:
-
menuturkan
-
menjelaskan
-
menerangkan
b. menerapkan konsep yang telah dipelajari
dalam situasi baru
-
mencobakan
-
mengeksperimenkan
- Merencanakan dan melaksanakan
penelitian
a. menentukan alat/bahan yang akan digunakan
dalam penelitian
-
menyusun
instrumen
-
menyusun
angket
-
menyusun
rencana interview
-
menyusun
tes
b. menentukan variabel-variabel
-
menetapkan
sasaran penelitian
-
menetapkan
objek penelitian
c. menentukan variabel tetap dan variabel
yang dapat berubah
d. menetukan apa yang dapat diamati, diukur
atau ditulis
e. menetapkan cara dan langkah kerja
f. menetapkan bagaimana menggolah data untuk
menarik kesimpulan
g. melaksanakanpenelitian
- Berkomunikasi
a. menyampaikan laporan
b. menjelaskan hasil penelitian
BAB V
PENGAJARAN YANG MEMPERHATIKAN ADANYA PERBEDAAN
INDIVIDUAL (INDIVIDUALIZED INSTRUCTION)
- Pendahuluan
Pada umumnya proses pendidikan dan pengajaran masih berlangsung secara
klasikal, dimana dalam suatu ruangan belajar terdiri dari 30-40 orang siswa,
dalam pengajaran klasikal seperti itu guru beranggapan bahwa seluruh siswa
mempunyai kemampuan, kesiapan, dan kecepatan belajar yang sama.
Dalam pengajaran klasikal guru tidak memperdulikan adanya perbedaan
individual pada siswa-siswanya. Anak yang yang pandai akan terhambat
kemajuannya oleh kawan-kawan yang lain, sebab mereka sekelas harus maju secara
bersama-sama, sebaliknya anak yang kurang pandai seolah-olah dipaksakan untuk
berjalan cepat, suatu materi belum dikuasai sudah harus mempelajari materi
selanjutnnya, hal ini bisa menyebabkan proses belajar menganjar tidak efektif
dan tidak menyenangkan.
Ahli opendidikan seperti Pestalozzi (1746-1827) dan juga Jhon Dewey
menekankan bahwa dalam proses pendidikan anak yang terpenting adalah yang utama
dan bukan mata pelajaran yang utama, guru harus berperan sebagai penunjuk bagi
anak. Dalam karyanya yang terkenal “Democracy And Education’’ dia melukiskan bahwa pendidikan adalah
kegiatan menyediakan kondisi yang menjamin pertumbuhan, atau kehisupan yang
memadai tanpa memandang umur. Adanya pengakuan terhadap terhadap perbedaan, dan
dilanjutkan dengan pendidikan harus memperhatikan perbedaan-perbedaan itu dan
juga mengembangkan sejauh mungkin apa yang dimiliki oleh anak.
B. Pengertian Individualized Instruiction
Individualized
Instruiction yaitu pengajaran yang memperhatikan tau berorientasi pada perbedaan-perbedaan
individual anak. Dalam pengajaran Individualized Instruiction guru harus
memberikan pelayanan kusus kepada murid sesuai dengan perbedaan-perbedaan
individual. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Individualized Instruiction
merupakan usaha memperlengkapi kondisi belajar yang optimum bagi setiap
individu murid. Dalam Individualized Instruiction melibatkan pengaturan dan
pelayanan yang memungkinkan setiap individu anak belajar sesuai dengan
kebutuhan dan minat masing masing.
C. Beberapa Pengaturan
atau Pelayanan yang dapat Dikembangkan untuk Menuju Individualized
Instruiction.
1. Pengaturan atau Pelayanan Sekolah.
a. Perpustakaan yang memadai untuk
studi individual.
b.
Program khusus untuk anak cepat, anak lambat, dan kelompok khusus lain.
1)
Bagi anak cepat, ada dua kemungkinan program
yang dapat dikembangkan yaitu enrichment
(pengayaan) dan acceleration (percepatan).
2)
Bagi anak lambat program yang dapat dikembangkan
adalah program remedial (perbaikan).
c.
Penyediaan alat pengajaran dan program pelayanan
yang memberi fasilitas Individualized Instruiction.
d.
Kebijaksanaan tentang kenaikan tingkat ganda, non
graded, dan penjurusan yang tidak kaku.
2. Pengaturan
dan Pelayanan dalam kelas.
a.
Pengelompokan anak atas prestasi belajarnya (achievement grouping).
Pengelompokan ini ada dua
cara yaitu pengelompokan yang homogen yaitu pengelompokan menjadi satu
anak-anak yang sama prestasi belajarnya. Pengelompokan secara homogen ini ada segi
baiknya yaitu: anak yang cepat akan dapat maju terus, dapat belajar sesuai
dengan kecepatannya, dan guru dapat mengajar sesuai dengan tingkat kemampuan
anak. dan buruknya. Sementara segi buruknya yaitu: menimbulkan kesombongan bagi
anak yang cepat, dan sebaliknya menimbulkan kesan rendah bagi anak yang lambat.
Sementara pengelompokan
dengan cara kedua yang pengelompokan secara heterogen yaitu pengelompokan yang
disusun dari anak-anak yang berbeda prestasi belajarnya. Segi baik
pengelompokan heterogen yaitu: memungkinkan anak pandai menolong menjelaskan
pada anak yang lambat, anak pandai menjadi perangsang bagi anak-anak lambat,
dan pengelompokan ini sesuai dengan keadaan riil yang ada dalam masyarakat.
Sementara segi buruk pengelompokan heterogen ini yaitu anaka yang cepat
terpaksa lambat, dan guru sulit dalam menyesuaikan bahan pelajaran.
b.
Memberikan materi pengayaan pada murid.
c. Memberikan kesempatan pada anak untuk
belajar bebas
d.
Mengembangkan program individual.
BAB VI KONSEP
BELAJAR TUNTAS
A. Pendahuluan
Belajar tuntas adalah suatu filsafat yang mengatakan bahwa dengan sisitem
pengajaran yang tepat semua siswa dapat belajar dengan hasil yang baik dari
hampir seluruh materi pelajaran yang diajarkan disekolah. Hal ini menmolak
anggapan bahwa keberhasilan belajar tergantung pada IQ siwa.
C.Washburn dan H.C Marison mengembangkan suatu sisitem pengajaran sehingga
semua siswa diharapkan dapat menguasai sejumlah tujuan pendidikan. Ada 4 cara
yang digunakan oleh H.C Marison dalam program perbaikannya, yaitu:
1.
Mengulang kembali mengajar bahan pelajaran.
2.
Menuturkan siswa
3.
Menyusun kembali aktifitas belajar siswa.
4.
Mengadakan perbaikanterhadap kebiasaan siswa dalam cara belajarnya.
- Ide Lahirnya Belajar Tuntas
Perkembangan yang pesat dalam dunia pendidikan pada abad ke-20 ini membawa
kita untuk mempertimbangkan suatu pandangan tenmtang kemampuan siswa yang dapat
ditingkatkan semaksimal mungkin dengan
usaha yang efektif dan efisien. Menurut Benyamin S. Bloom apabila bakat siswa
terdistribusi secara normal dan kepada mereka diberikan cara penyajian dengan
kualitas yang sama dan waktu belajar yang sama maka hasil belajar yang dicapai
akan terdistribusikan secara bormal pula.
- Ciri-ciri Belajar dengan Prinsip
Belajar Tuntas.
- Pengajaran didasarkan atas
tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditentukan terlebih dahulu.
- Memperhatikan perbedaan individu.
- Evaluasi dilakukan secara kontinu
dan didasarka atas kriteria.
- Menggunakan program perbaikan dan
program pengayaan.
- Menggunakan prinsip-prinsip siswa
belajar aktif.
- Menggunkan satuan pelajaran yang
kecil.
- Persiapan Mengajar dengan Prinsip Belajar
Tuntas
Strategi belajar tuntas dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu:
a.
Menentukan tujuan pengajaran dan tingkat
penguasaan.
Tujuan intruksioanal yang
telah tercantum dalam garis-garis besar program pengajaran harus menjabarkan
tujuan-tujuan operasional yang dapat diukur tingkat keberhasilannya.
b.
Persiapan pelaksanaan dengan prinsip belajar
tuntas.
Persiapan pelaksanaan
meliputi:
- Menentukan
pokok bahasan dan luas materi unit pelajaran.
- Merencanakan
pengajaran.
- Merencanakan
evaluasi
- Merencanakan
program-program perbaikan
- Merencanakan
program pengayaan
- Konsep Belajar Tuntas dalam Kaitannya
dengan Paket Belajar.
Ciri-ciri pengajaran dengan paket belajar adalah:
1.
Merupakan
paket pengajaran yang memungkinkan siswa belajar sendiri (self-instrument package) dengan alat bantuan paket
2.
Mengakui dan menghargai perbedaan individu
(concern for individual differences)
3.
Memuat rumusan tujuan pengajaran spesifik
(stament of objectives)
4.
Terdapat
asosiasi, struktur, sekuen pengetahuan secara sistematik
5.
Memungkinkan
penggunaan multi media
6.
Terjadi
partisipasi aktif dari siswa
7.
Terjadi
penguatan (reinforcement) pada diri siswi dalam proses belajar
8.
Terdapat
evaluasi secara langsung dan kontinu terhadap hasil belajar siswa dengan
penekanan pada belajar tuntas
9.
Pelaksanaannya
di kelas dapat menggunakan multi metode
10.
Memberikan
alternatif kegiatan yang dapat dipilih
11.
Teknis penyampaian materi non self contained
hanya berupa peyunjuk-petunjuk untuk mempelajari buku paket
Paket
belajar mempunyai karakteristik:
1. Mendukung tercapainya tujuan/ kompetensi
tertentu
2. Merupakan suatu perangkat sesuai dengan
luas bahan yang digarap
3. Menyediakan alternatif-alternatif
kegiatan/ bahan yang dapat dipilih sesuai dengan minat dan komponennya.
BAB VIII
PENGANTAR
KEPADA PENGENALAN METODE MENGAJAR
Arti dan Maksud Metode Pengajaran
Pemberian kecakapan dan
pengetahuan kepada murid-murid yang merupakan proses pengajaran (proses belajar
mengajar) itu dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan cara-cara atau
metode-metode tertentu. Cara-cara yang demikianlah yang dimaksudkan sebagai
metode pengajaran di sekolah.
Metodologi pengajaran pada hakikatnya merupakan
penerapan prinsip-prinsip psikologi dan prinsip-prinsip pendidikan bagi
perkembangan anak didik. Metodologi ynag bersifat interaksi edukatif selalu
bermaksud mempertinggi kualitas hasil pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Hubungan Antara Tujuan dan Metode
Pengajaran di Sekolah
Pada prinsipnya proses pendidikan dan pengajaran di sekolah di dalamnya
dijiwai oleh adanya empat unsur penting pendidikan, yang kesemuanya berkaitan
hingga merupakan suatu kerangka dasar yang tidak lagi mungkin dipisahpisah.
Yang dimaksud
unsur-unsur tersebut ialah:
Filsafat hidup bangsa
Tujuan atau cita-cita pendidikan
Proses atau pelaksanaan pendidikan
Penilaian pelaksanaan pendidikan
Perumusan tujuan pendidikan di Indonesia secara resmi dapat kita jumapi
dari beberapa sumbr sebagai berikut
1. Dalam
Undang-Undang pokok tentang dasar-dasar pendiidikan dan pengajaran
2. Perumusan tujuan pendidikan dalam GBHN (TAP MPR No. II/MPR/1983
Dipandang
dari tingkat kemungkinan tercapainya tujuan, maka tujuan umum pendidikan
9tujuan nasional pendidikan) adalah tujuan yang paling jauh. Sehubungan dengan
masalah ini, maka konsep tujuan secara bertingkat dapat lebih dikemukakan
sebagai berikut:
1. Tujuan pendidikan nasional
Pendidikian
di Indonesia mempunyai tujuan pendidikan yang berlandaskan kepada filsafat
pancasila. Sebagaimana kita lihat dalam GBHN (Ketetapan MPR No. II/MPR/1983).
Dasar dan tujuan pendidikan nasional dirumuskan sebagai berikut: “Pendidikan
nasional berdasar atas Panccasila dan bertujuan untuk meningkatkan ketakwaan
terhadap Tuhan YME, kecerdasan keterampilan, mempertinggi budi pekerti,
memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat
menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri
serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
2. Tujuan Institusional
Tujuan
institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuan
yang harus dimiliki oleh lulusan suatu lembaga pendidikan.
Perumusan
tujuan institusional dipengaruhi oleh tiga hal yang penting, yaitu:
Tujuan
pendidikan nasional
Kekhususan
masing-masing lembaga pendidikan dalam memberikan pengalaman, kemampuan dan
keterampilan tertentu
Tingkat
usia siswa yang mengikuti program pendidikan pada lembaga pendidikan tersebut
3. Tujuan Kurikuler
Tujuan
kurikuler ditentukan atau diarahkan sesuai dengan tujuan institusional dari
lembaga pendidikan yang bersangkutan. Tercapainya tujuan kurikuler berarti pula
tercapainya pola perilaku dan pola kemampuan serta keterampilan yang harus
dimiliki oleh lulussan suatu lembaga pendidikan.
4. Tujuan Instruksional
Tujuan
instruksional adalah rumusan secara terperinci apa saja yang harus dikuasai
oleh siswa sesudah ia mengakhiri kegiatan instruksional yang bersangkutan
dengan berhasil.
BAB IX
FAKTOR GURU DAN
KEDUDUKAN METODE MENGAJAR DALAM PROSES INTERAKSI EDUKATIF
Interaksi edukatif adalah hubungan
timbal balik antara guru (pendidik) dan
peserta didik (murid), dalam suatu sistem pengajaran.
Komponen-komponen dasar dalam interaksi
edukatif
Komponen-komponen
tersebut adalah:
1. Tujuan
Instruksional
2. Bahan Pelajaran
(Materi)
3. Metode dan Alat
dalam Interaksi
4. Sarana
5. Evaluasi
(penilaian)
Tercapainya interaksi antara gurudan
murid sangat tergantung kepada sejauh manakah guru dapat mengkoordinasi
komponen-komponen tersebut di atas sehingga benar-benar berinteraksi sebagai
suatu sistem.
Pengembangan Sistem Instruksional
Pada dasarnya pengembangan sistem instruksional akan menyangkut masalah
implementasi program suatu mata pelajaran di sekolah atau kelas. Karena itu,
sebelum sampai kepada tahap implementasi diperlukan bagi guru untuk:
1. Mengetahui bagaimanakah merumuskan tujuan
instruksional.
Tujuan
instruksional itu hendaklah dirumuskan secara operasional agar dapat dinilai
atu diukur.
2. Memilih dan menetapkan bahan pelajaran
3. Memilih dan menggunakan metode mengajar
4. Sarana
5. Merencanakan
program penilaian
C. Bagaimana Guru Harus Berbuat
Setelah guru mengetahui;
Bagaimana merumuskan tujuan instruksional
Bagaimana menetapkan bahan pelajaran
Bagaimana memilih metode mengajar
Bagaiman mengadakan evaluasi
Secara umum, setelah semua perencanaan mengajar itu telah disiapkan dengan
baik, maka langkah yang dilakukan adalah mengikuti sistem sebagai berikut:
1. Langkah Pre Test
Pre test artinya test kepada murid mengenai
bahan yang akan diajarkan kepadanya sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
2. Langkah Proses Mengajar atau Menyampaikan
Bahan Pelajaran
3. Langkah Post Test
Post
Test adalah test yang diberikan kepada murid setelah proses mengajar selesai.
4. Membandingkan dan Menganalisis hsil test
D. Pengaruh
Faktor Guru
Faktor-faktor yang melekat pada guru
yang berpengaruh itu adalah
1. Kepribadian
2. Penguasaan bahan
3. Penguasaan Kelas
4. Cara guru berbicara
5. Cara menciptakan suasana kelas
6. memperhatikan Prinsip individualitas
7. Akhirnya sebagai
seorang guru yang baik, haruslah bersifat terbuka, mau bekerja sama, tanggap
terhadap inovasi, serta mau dan mampu melaksanakan eksperimen-eksperimen dalam
kegiatan mengajarnya.
BAB X
METODE CERAMAH DALAM
PROSES BELAJAR MENGAJAR
A. Maksud dan Arti Metode
Ceramah
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Winarno Surachmad M.
Ed, yang dimaksud dengan ceramah sebagai metode mengajar adalah penerangan dan
penuturan secara lisan oleh guru terhadap kelasnya. Sedangkan peranan murid
dalam metode ceramah yang penting adalah mendengarkan dengan teliti serta
mencatat yang pokok-pokok yang dikemukakan oleh guru.
B. Keuntungan/ Kebaikan
Metode Ceramah
Sebagai
metode maka pemberian pelajaran cara berceramah memberi keuntungan dalam hal
sebagai berikut:
a. Guru dapat
menguasai seluruh arah kelas
b. Organisasi
kelas sederhana
Kekurangan metode
ceramah
a. Guru sukar
mengetahui sampai dimana murid-murid telah mengerti pembicaraannya
b. Murid sering
kali memberi pengertian lain dari hal yang dimaksudkan guru
C. Langkah-langkah Untuk Mengefektifkan Metode
Ceramah
Adapun langkah-langkah/usaha-usaha
itu yang perlu dipersiapkan antara lain sebagai berikut:
terlebih dahulu harus diketahui dengan
jelas dan dirumuskan sekhusus-khususnya mengenai tujuan pembicaraan atau hal
yang hendak dipelajari oleh murid-murid.
Bahan ceramah kemudian disusun sedemikian
hingga dapat dimengerti dengan jelas, menarik perhatian murid, dan memperlihatkan
pada murid-murid bahwa bahan pelajaran yang mereka peroleh berguna bagi
penghidupan mereka.
Menanam pengertian yang jelas dimulai
dengan suatu ikhtisar ringkas tentang pokok-pokok yang akan diuraikan.
D. Asas-asas Didaktik dalam Metode Ceramah
Yang dimaksudkan asas-asas didaktik
ialah pedoman-pedoman atau petunjuk-petunjuk mengenai bagaimana usaha guru
dalam mengajar agar bahan pelajaran itu dapat menjadi miliknya murid.
a. Asas menarik perhatian murid
b. Asas mendorong keaktifan murid
c. Asas penyesuaian diri dengan memiliki murid
d. Asas
menghubungkan dengan apa yang telah diketahui
e. Asas peragaan
f. Pelajaran dihubungkan dengan
pelajaran/pengetahuan yang lain (asas korelasi)
g. Asas
kepraktisan
h. Asas penyesuaian pada jiwa perseorangan
i. Asas pengulangan
E. Alat-alat Pengajaran dalam Metode Ceramah
Dalam setiap
tugas maupun kerja manusia pasti selalu mempergunakan alat-alat, untuk
menyukseskan atau mencapai tujuan daripada tugas dan kerja itu. Demikian pula
dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran sekolah. Setiap metode mengajar perlu
menggunakan alat-alat pengajaran yang berfungsi membantu prosese pengajaran
agar tujuan dapat dicapai dengan sebaik-baiknya.
F. Rencana Persiapan Mengajar dengan Metode Ceramah
Di dalam
buku Metodologi Pengajaran oleh DR. Winarno Surachmad dikemukakan suatu contoh
pola atau rangka dari rencana persiapan mengajar dengan metode ceramah sebagai
berikut:
- Pokok
isi
- Tujuan pengajaran
- Alat-alat pengajaran
- Metode
mengajar
- Prosedur
BAB XI
METODE DISKUSI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
Pengertian Pokok
Diskusi adalah suatu percakapan ilmiah
oleh beberapa yang tergabung dalam satu kelompok untuk saling bertukar pendapat
tentang sesuatu masalah atau bersama-sama mencari pemecahan mendapatkan jawaban
dan kebenaran atas suatu masalah.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian
bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada para siswa untuk
mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan
atau penyusun berbagai alternatif pemecahan atas sesuatu masalah
forum diskusi diikuti oleh semua siswa di
dalam kelas dapat pula dibentuk kelompok-kelompok yang lebih kecil.
diskusi dapat dilakukan dalam bermacam-macam
bentuk (tipe) dan dengan bermacam-macam tujuan.
Relevansi Metode Diskusi
Teknik diskusi sebagai metode belajar mengajar lebih cocok dan diperlukan
apabila kita (guru) hendak:
Memanfaatkan berbagai kemampuan yang ada
oleh para siswa
memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk menyalurkan kemampuannya masing-masing
Memperoleh umpan balik dari para siswa
tentang apakah tujuan yang telah dirumuskan telah dicapai
Membantu para siswa belajar teoretis dan
praktis
Membantu para siswa belajar menilai kemampuan
dan peranan diri sendiri maupun teman-temannya
Membantu para siswa menyadari dan mampu
merumuskan berbagai masalah yang dilihat baik dari pengalaman sendiri maupun
dari pelajaran sekolah
Mengembangkan motivasi untuk belajar lebih
lanjut.
C. Langkah-langkah
Penggunaan Metode Diskusi
1. Guru
mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan
seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya
2. Dengan
pimpinan guru para siswa membentuk kelompok diskusi
3. Para
siswa berdiskusi di dalam kelompoknya masing-masing
4. Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil
diskusinya
5. Akhirnya para siswa mencatat hasil diskusi
dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari tiap-tiap kelompok sesudah
para siswa mencatatnya untuk “file” kelas.
D. Peranan Guru
Beberapa
peranan guru dalam diskusi antara lain adalah
1. Guru sebagai “ahli” (= expert)
2. Guru sebagai “pengawas“
3. Guru sebagai “penghubung kemasyarakatan“
4. Guru sebagai “pendorong“ (= fasilitator)
E.
Hambatan-Hambatan di dalam Diskusi
Faktor-faktor penghambat dari pihak
siswa sudah jelas persoalannya. Mereka memang sedang belajar dan latar belakang
mereka jelas berbeda-beda. Adalah tugas guru untuk membimbing mereka
melalui berbagai macam peranan.
F. Beberapa Keuntungan Metode Diskusi
Metode diskusi melibatkan semua siswa
secara langsung dalam proses belajar
Setiap
siswa dapat menguji tingkat pengetahuan dan penguasaan bahan pelajarannya
masing-masing
Dapat menumbuhkan dan mengembangkan cara
berpikir dan sikap ilmiah
Dengan mengajukan dan mempertahankan
peendapatnya dalam diskusi diharapkan para siswa akan dapat memperoleh
kepercayaan akan (kemampuan) diri sendiri
Dapat menunjang usaha-usaha pengembangan
sikap sosial dan sikap demokratis para siswa
G.
Beberapa Kelemahan Metode Diskusi
Suatu diskusi memerlukan
keterampilan-keterampilan tertentu yang belum pernah dipelajari sebelumnya
Jalannya diskusi dapat dikuasai
(didominasi) oleh beberapa siswa yang “menonjol“
Sering terjadi dalam diskusi murid kurang
berani mengemukakan pendapatnya
dan sebagainya
BAB XII
PENEMUAN SEBAGAI METODE BELAJAR MENGAJAR
A.
Latar Belakang
Salah satu metode mengajar yang
akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah
“metode penemuan“. Hal itu disebabkan karena metode penemuan itu:
1.
Merupakan
suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif
2.
dengan
menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia
dan tahan lama dalam ingatan
3.
Pengertian
yang ditemukan sendiri merupakan pengertianyg betul-betul dikuasai dan mudah
digunakan atau ditransfer dalam situasi alin
4.
Dengan
menggunakan strategi penemuananak belajar menguasai salah satu metode ilmiah
yang akan dapat dikembangkannya sendiri
5.
dan
sebagainya.
B.
Konsep dasar
Metode penemuan diartikan sebagai
suatu prosedur mengajar yang mementingkan pengajaran perseorangan , manipulasi
objek dan lain-lain percobaan, sebelum samapi kepada generalisasi. Sebelum
siswa sadar akan pengertian, guru tidak menjelaskan dengan kata-kata.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
metode penemuan itu adalah suatu metode dimana dalam proses belajar guru
memperkenankan siswa-siswanya menemukan sendiri informasi yang secara
tradisional biasa diberitahukan atau diceramahkan saja.
C.
Sejarah Latar Belakangnya
Metode penemuan telah berkembang
dari berbagai gerakan pendidikan dan pemikiran yang mutakhir, seperti:
Gerakan progresif
Pendekatan yang berpusat pada anak
D.
Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Penemuan
Langkah-langkah yang harus
dikerjakan itu adalah:
Identifikasi kebutuhan siswa
Seleksi pendahuluan terhadap
prinsip-prinsip pengertian konsep dan generalisasi yang akan dipelajari
Seleksi bahan, dan problema
Membantu memperjelas
Mengatur susunan kelas sedemikian rupa
sehingga memudahkan terlibatnya arus bebas pikiran siswa dalam belajar dengan
penemuan
Mengecek pengertian siswa tentang masalah
yang digunakan untuk merangsang belajar dengan penemuan
Memberi kesempatan kepada siswa untuk
melakukan penemuan
Membantu siswa dengan informasi
Memimpin analisis sendiri
Merangsang terjadinya interaksi antara
siswa dengan siswa
Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat
dalam proses penemuan
Membantu
siswa merumuskan prinsip-prinsip dan generalisasi atas hasil penemuannya.
E. Kelebihan dan Kelemahan Metode Penemuan
1. Kebaikan metode penemuan
Metode ini memberi kesempatan kepada siswa
untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri
Membantu perkembangan siswa menuju
skeptisisme yang sehat untuk menemukan kebenaran akhir dan muthlak
Strategi
penemuan membangkitkan gairah pada siswa,
Dan
sebagainya
2. Kelemahan metode ini
Dipersyaratkan
keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini
Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar
Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini
mungkin mengecewakan guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran secara tradisional
Dalam beberapa ilmu ( misalnya IPA)
fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide-ide mungkin tidak ada.
Dan sebagainya
BAB XIII
PENYELENGGARAAN
PERPUSTAKAAN DI SEKOLAH
- Pendahuluan
1. Pengertian
Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah adalah suatu
unit kerja yang merupakan bagian integral dari lembaga pendidikan sekolah, yang
berupa tempat menyimpan koleksi bahan pustaka yang dikelola dan diatur secara
sistematis dengan cara tertentu untuk digunakan oleh siswa dan guru sebagai
sumber informasi, dalam rangkan menunjang program belajar mengajar di sekolah.
(Mulyani A. Nurhadi, 1983: 1)
Dari pengertian di atas ada beberapa
ciri atau unsur pokok yang ada dalam perpustakaan yaitu:
Tempat mengumpulkan, menyimpan dan memelihara
koleksi bahan pustaka
Koleksi bahan pustaka itu dikelola dan diatur
secara sistematis dengan cara tertentu
Untuk digunakan secara kontinu oleh guru dan murid
Sebagai sumber informasi
Merupakan suatu unit kerja
2. Tujuan
Tujuan diselenggarakannya perpustakaan
sekolah adalah untuk:
Meningkatkan kemampuan berpikir dan
menanamkan kebiasaan belajar sendiri sesuai dengan bakat dan perkembangannya
Menanamkan pengetahuan yang terpadu dan
bukan mengajarkan mata pelajaran secara berkotak-kotak
Memupuk saling pengertian antara anak
didik dan kebiasaan menghargai prestai keilmuan yang diperoleh seseorang dari
kegiatan mencari sendiri melalui membaca buku. (Soeatminah, 1982:1)
3. Peranan dan
Kedudukan Perpustakaan Sekolah
Dalam hubungannya dengan keseluruhan
proses pendidikan di sekolah, perpustakaan berperan sebagai:
Instalasi
atau sebagai sarana pendidikan yang bersifat teknis edukatif, bersama-sama
dengan unsur-unsur pendidikan lainnya ikut menentukan terjadinya proses
pendidikan. (Nurhadi, Mulyani A., 1983: 9)
4. Fungsi
Sesuai dengan tujuannya, fungsi
pokok perpustakaan sekolah adalah
Sebagai sumber belajar
Sebagai sumber informasi
Sebagai sumber ilmu pengetahuan
Sumber rekreasi
5. Kegiatan Kerja
Perpustakaan
a. Pembinaan
koleksi perpustakaan
1) Pengadaan koleksi perpustakaan
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam
pengadaan koleksi perpustakaan
a) macam koleksi
b) banyaknya koleksi
c) cara pengadaan
2) Pengolahan koleksi perpustakaan
a) Inventarisasi
b) Klasifikasi
c) Katalogisasi
d) Penyelesaian koleksi
3) Pemeliharaan koleksi perpustakaan
Pemeliharaan
koleksi perpustakaan adalah suatu kegiatan kerja yang berupa pekerjaan
memelihara koleksi perpustakaan yang telah dioleh terhadap semua gangguan.
b. Pelayanan
Pemakai Perpustakaan
Ada beberapa macam jenis pelayanan,
namun menurut Mulyani A. Nurhadi dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
Pelayanan sirkulasi
Adalah
suatu jenis pelayanan kepada pembaca (guru dan murid) yang berhubungan dengan urusan pinjam meminjam dan
pengembalian buku yang boleh dipinjam serta hal-hal yang berkaitan dengannya.
(Soeatminah, 1982: 55-56)
Pelayanan referensi
Adalah
kegiatan yang berupa memberikan bimbingan kepada siswa dan guru yang
menggunakan perpustakaan, agar mampu menggunakan koleksi dan sumber-sumber
referensi dengan cepat dan tepat, atas permintaan atau tidak.
(Nurhadi,
Mulyani A., 1983: 131)
Pelayanan jam perpustakaan
Adalah
suatu jam khusus yang diisi dengan kegiatan yang ada kaitannya dengan usaha
pendayagunaan perpustakaan sekolah secara lebih efektif. (Soeatminah, 1982: 70)
c. Pekerjaan
Kesekretariatan
Kegiatan kerja kesekretariatan
meliputi:
Surat menyurat
Perlengkapan
Penjilidan
Keuangan
Pembersihan
Umum.
- Perencanaan Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah
Perencanaan penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah kegiatan yang
berupa persiapan menyusun suatu keputusan dalam bentuk langkah-langkah
pelaksanaan kegiatan perpustakaan sekolah untuk mencapai tujuan penyelenggaraan
perpustakaan sekolah dengan menggunakan sumber-sumber yang ada secara efektif
dan efisien.
Langkah-langkah
perencanaan penyelenggaraan perpustakaan sekolah
Menentukan kegiatan apa yang akan
dikerjakan
Menentukan kapan waktu pelaksanaan kegiatan kerja
perpustakaan sekolah
Menentukan tempat kegiatan kerja perpustakaan akan
dilaksanakan
Menentukan personel/ orang yang akan melaksanakan
kegiatan kerja perpustakaan
Menentukan cara kerja pelaksanaan kegiatan
perpustakaan
Hal-hal
yang direncanakan
1. Perencanaan pengadaan koleksi perpustakaan
Dalam
merencanakan kegiatan pengadaan koleksi perpustakaan sekolah, maka petugas
perpustakaan perlu menentukan dan memikirkan:
a.
Tindakan/kegiatan
apa yang akan dilakukan
b. Kapan koleksi perpustakaan diadakan
c. Darimana koleksi perpustakaan sekolah
diadakan
d. Siapa yang akan membuat rencana pengadaan
koleksi
e. Peralatan apa yang diperlukan
f. Bagaiman koleksi perpustakaan diadakan
2. Perencanaan Pengelola Koleksi perpustakaan
Agar pengolahan koleksi dapat berjalan lancar,
petugas perpustakaan perlu menentukan dan memikirkan:
a. Tindakan/kegiatan apa yang akan dilakukan
b. Kapan pengolahan koleksi akan dilakukan
c.
Dimanakah tempat untuk melakukan pengolahan
tersebut
d. Siapa yang akan mengolah koleksi bahan
pustaka
e. Perlengkapan yang diperlukan dalam
pengolahan buku/bahan pustaka
f. Bagaimana mengolah koleksi bahan pustaka
3. Perencanaan Pelayanan Perpustakaan
Hal-hal
yang perlu diperhatikan dan direncanakan adalah sebagai berikut;
a. Tindakan apa/ kegiatan apa yang akan
dilakukan
b. Kapan waktu pelayanan dilaksanakan
c. Di mana tempat pelaksanaan pelayanan
d. Siapa yang bertugas di bidang pelayanan
e. Perlengkapan apa yang perlu disediakan
f. Bagaimana pelaksanaan pelayanan dilakukan
-
Prosedur
peminjaman
-
Prosedur
pengembalian
- Pelaksanaan Penyelenggaraan
Perpustakaan Sekolah
Langkah-langkah
pelaksanaan penyelenggaraan perpustakaan:
Pengorganisasian
Kepala Perpustakaan
Tata usaha
Bagian pengolahan
Bagian Pelayanan
Penyusunan staf penyelenggaraan
perpustakaan sekolah
Kepala perpustakaan
Tata usaha perpustakaan
Bagian pengolahan koleksi
Bagian pelayanan
Pengarahan kegiatan perpustakaan
Pengarahan yang diberikan kepala perpustakaan
kepada para tenaga pelaksanaan meliputi pengarahan tentang:
Cara menginventarisasi buku
Cara mengklasifikasi buku
Cara membuat katalog, membuat label dan
kartu-kartu
Cara menata koleksi di rak
Prosedur peminjaman dan pengembalian
Cara memelihara koleksi
Sedangkan
pengarahan kepada siswa meliputi pengarahan
- Tata tertib perpustakaan
- Cara menggunakan katalog
- Cara menelusuri buku
- Pengarahan tentang manfaat penggunaan
perpustakaan
Koordinasi kegiatan perpustakaan Sekolah
Pelaksanaan
koordinasi dalam kegiatan perpustakaan misalnya
dalam pemilihan koleksi yang akan
diadakan/dalam penambahan koleksi
Dalam pemakaian koleksi
Pelaporan kegiatan perpustakaan sekolah
Hal-hal yang perlu dilaporkan dalam
penyelenggaraan perpustakaan sekolah antara lain:
Jumlah koleksi yang ada
Kondisi/keadaan koleksi
Kebutuhan koleksi/koleksi yang perlu
diadakan
Sarana yang ada dalam perpustakaan
Rekapitulasi pelayanan
Pembiayaan, dan
Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam
penyelenggaraan perpustakaan.
Proses pembuatan laporan penyelenggaraan
perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:
Bagian pengolahan koleksi, bagian
pelayanan dan tata usaha memberikan laporan mengenai pekerjaannya masing-masing
kepada kepala perpustakaan.
Kepala perpustakaan memberikan laporan
meengenai keadaan dan semua pekerjaan perpustakaan sekolah kepada kepala
sekolah.
Kepala sekolah melaporkan kepada kepala
Bidang Pendidikan Menengah Umum di Kanwil cq bagian sarana, prasarana mengenai
buku-buku yang berasal dari negara.
Pembiayaan kegiatan perpustakaan sekolah
Secara terperinci, sumber biaya untuk
penyelenggaraan perpustakaan sekolah berasal dari:
Anggaran rutin
Anggaran SPP
Badan
pembantu penyelenggaraan pendidikan (BP3)
Anggaran
proyek
Yayasan
atau penyumbang lain
Pengawasan
(controlling)
Ada
beberapa teknik untuk melakukan pengawasan, yaitu:
Mempelajari
laporan dari pelaksanaan kegiatan yang diberikan secara lisan, baik berkala
maupun sewaktu-waktu
Penelaahan
terhadap buku catatan tugas atau hasil kerja, jadwal kegiatan, dan sebagainya
Wawancara
dengan petugas perpustakaan sekolah
Pengambilan Keputusan
Dalam
kegiatan perpustakaan sekolah, pengambilan keputusan dapat diambil secara
individu yaitu oleh kepala perpustakaan maupun secara kelompok yaitu
orang-orang yang terlibat dalam kegiatan perpustakaan.
Supervisi dan evaluasi terhadap pelaksanaan
penyelenggaraan perpustakaan sekolah
Hal-hal yang perlu
disupervisi dan dievaluasi adalah
Pelaksanaan
pengadaan koleksi yaitu mengenai isi koleksi
Pelaksanaan
pengolahan koleksi
Pelaksanaan
pelayanan
Pemeliharaan
atau perawatan koleksi apakah telah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan
Fungsi-fungsi
pengelolaan apakah telah semuanya diterapkan dalam penyelenggaraan pendidikan
Hambatan atau kendala yang dihadapi dan pemecahannya
Dalam
pengadaan koleksi sulit untuk menentukan buku mana yang seharusnya diadakan
terlebih dahulu
Penataan ruangan kurang mendukung
pelaksanaan pelayanan
Baik ruangan koleksi maupun ruang baca
tidak mampu menampung seluruh siswa, maka untuk mengatasinya dengan membuat
jadwal pemakaian
Buku-buku banyak yang rusak dan hilang
Belum semua fungsi pengelolaan diterapkan
dalam penyelenggaraan perpustakaan
- Supervisi
Terhadap Hasil Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
Dalam melaksanakan kegiatan supervisi ini supervisor (kepala sekolah atau pengawas
sekolah) dapat menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:
Kunjungan
Pertemuan
(individu maupun kelompok)
Dalam rangka supervisi dan evaluasi
terhadap hasil kegiatan perpustakaan sekolah, supervisor dapat menggunakan
langkah-langkah supervise sebagai berikut:
- Identifikasi
masalah
- Diagnosis
penyebab masalah
- Mengembangkan
rencana kegiatan
- Melaksanakan
kegiatan yang telah direncanakan
- Mengevaluasi
hasil kegiatan
BAB XIV
MELAKSANAKAN
BIMBINGN KARIER DI SEKOLAH
Pengertian
Bimbingan karier merupakan suatu program yang disusun untuk menolong
perkembangan anak muda agar mengerti akan dirinya, mempelajari dunia kerja
untuk mendapatkan pengalaman yang akan membantu dalam membuat keputusan dan
mendapatkan pekerjaan.
Tujuan Bimbingan Karier
Tujuan bimbingan karier di sekolah adalah membantu siswa agar memperoleh
pemahaman diri dan pengarahan dalam proses mempersiapkan diri untuk bekerja dan
berguna kelak dalam masyarakat.
asas-asas Pokok Pelaksanaan BK
Pelaksanaan BK di sekolah harus didasarkan
kepada hasil penelusuran yang cermat terhadap kemampuan dan minat siswa serta
pola dan kualifikasi karier dalam masyarakat
Pemilihan dan penentuan jenis bidang
karier hendaknya didasarkan kepada keputusan siswa sendiri yang telah melalui
proses penelusuran kemampuan dan minat serta pengenalan karier masyarakat
Pelaksanaan BK harus melaui proses yang
berjalan kontinu mengikuti pelaksanaan program pendidikan disekolah
Pelaksanaan BK harus merupakan perpeduan
pendayagunaan potensi siswa dan lingkungan
Pelaksanaan BK tidak menimbulkan tambahan
bahan pembiayaan yang berat bagi orang tua siswa
Pelaksanaan BK harus menjalin kera sama
antara sekolah dan luar sekolah mengarah pencapaian tujuan pembangunan generasi
muda
Prinsip-prinsip Pokok Pengertian BK
- Pemilihan pekerjaan merupakan suatu
proses yang terus menerus
- Pemilihan dan penyesuaian pekerjaan
dimulai dengan pengetahuan tentang diri
- BK harus merupakan proses
perkembangan konsep diri
- BK membantu pemahaman dunia kerja dan
pekerjaan dalam masyarakat
- BK akan dapat menunjukkan berbagai
hambatan yang mungkin timbul dan tahu cara mengatasinya.
BK dilaksanakna melalui sistem pengajaran paket.
Paket yang dikembangkan adalah:
Pemahaman diri
Nilai-nilai
Pemahaman lingkungan
Hambatan dan cara mengatasinya
Perencanaan masa depan
Nilai- nilai
Untuk memahami dan mendapatkan karier yang baik, diharapkan individu
memahami:
- Nilai-nilai kehidupan
- Saling mengenal nilai-nilai orang
lain
- Pertentangan nilai dalam dirinya
- Pertentangan nilai pribadi dgn orang
lain
- Nilai-nilai yang bertenyangan dengan
kelompok/masyarakat
- Menentukan alternatif
Pemahaman Lingkungan
Informasi pendidikan
Kekayaan daerah dan perkembangannya
Informasi Jabatan
Hambatan-hambatan
dan cara mengatasinya
Faktor penyebab
hambatan yaitu:
- Faktor pribadi
- Faktor lingkungan
- Manusia dan hambatan
- Cara mengatasi hambatan dengan jalan:
a. memahami kemampuan dirinya
b. ada kemampuan untuk mengatasi
c. memahami ekonomi keluarga
d. memperhatikan lingkungan
e. memiliki nilai pribadi yang kuat
Merencanakan Masa Depan
1. Menyusun
informasi harus dipahami
bakat dan kemampuan
sifat-sifat dirinya
jenis pekerjaan yang diminati
cita-cita di bidang karier
kegiatan-kegiatan yang diminati
2. Mengelola
informasi
3.
Mempertimbangkan alternatif
4. Keputusan
5. Merencanakan
masa depan
Kegiatan bimbingan
karier dapat dilakukan di:
Kelas
Ruang BP
Luar sekolah
Jalinan kerja antara kepala sekolah, koordinator BP, guru BP serta wali
kelas harus merupakan satu bahasa dalam pengertian BK ini, sehingga siswa tidak
terombang ambingkan oleh pengertian yang didapat dari seorang guru dengan guru
yang lain.
Pelaksanaan dan Petugas Bimbingan Karier
Kepala sekolah bertanggung jawab secara
struktural dan fungsional dalam pelaksanaan BK di sekolah
Koordinator BP menyusun program BK secara
menyeluruh, dan bersama-sama guru BP melaksanakan program tersebut
Guru BP melaksanakan program NP dan
program BK
Wali kelas dan guru bidang studi sebagai
pembantu pelaksana
Orang tua, pejabat dan tokoh-tokoh
masyarakat menjadi manusia sumber dan penunjang pelaksanaan BK.
BAB XV
PENYELENGGARAAN
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEBAGAI PROGRAM LAYANAN KHUSUS DALAM PENDIDIKAN DI
SEKOLAH
- Program Ekstakurikuler
a. Pengertian
Program Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar struktur program
dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan
pengetahuan dan kemampuan siswa.
b. Tujuan dan
Ruang Lingkup kegiatan ekstrakurikuler
Tujuan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler di sekolah menurut Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan
adalah (1987: 9)
Kegiatan ekstrakurikuler harus dapat
meningkatkan kemampuan siswa beraspek kognitif, afektif dan psikomotor
Mengembangkan bakat dan minat siswa dalam
upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif
Dapat mengetahui, mengenal serta
membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya.
Ruang lingkup kegiatan ekstrakurikuler adalah berupa kegiatan yang dapat
menunjang dan dapat mendukung program intrakurikuler yaitu mengembangkan
pengetahuan dan kemampuan penalaran siswa, keterampilan melalui hobi dan
minatnya serta pengembangan sikap yang ada pada program intrakurikuler dan
program kokurikuler.
c. Jenis Kegiatan
Ekstrakurikuler
Secara umum, jenis kegiatan
ekstrakurikuler sebagai berikut:
1) Lomba Karya Ilmu Pengetahuan remaja (LKIPR)
2) Pramuka
3) PMR/UKS
4) Koperasi sekolah
5) Olahraga prestasi
6) Kesenian tradisional/modern
7) Cinta alam dan lingkungan hidup
8) Peringatan hari-hari besar
9) Jurnalistik
10) PKS
d. Prinsip-prinsip
Program Ekstrakurikuler
Menurut
Oteng Sutisna, prinsip program ekstrakurikuler adalah (1985: 58)
- Semua
murid, guru dan personel administrasi hendaknya ikut serta dalam usaha
meningkatkan program.
- Kerjasama
dalam tim adalah fundamental
- Pembatasan-pembatasan
untuk partisipasinya hendaknya dihindarkan
- Prosesnya
adalah lebih penting dari hasil
- Program hendaknya cukup komprehensif
dan seimbang dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua siswa
- Dan sebagainya.
e. Sumbangan
kegiatan ekstrakurikuler
Millier, Mayer dan Pattirck, seperti
yang dikutip oleh Percy e. Burrup dalam bukunya Modern High School
Administration menunjukkan berbagai macam fungsi kegiatan ekstrakurikuler.
Mereka menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mampu memberikan sumbangan
yang berarti bagi siswa, bagi pengembangan kurikulum dan bagi masyarakat.
- Partisipasi Siswa dalam Kegiatan
Ekstrakurikuler
a. Pengertian
Partisipasi
Partisipasi adalah keterlibatan
mental dan emosi serta fisik anggota dalam memberikan inisiatif terhadap
kegiatan-kegiatan yang dilancarkan oleh organisasi serta mendukung pencapaian
tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
b. Manfaat
Partisipasi
- Lebih memungkinkan diperolehnya
keputusan yang benar karena banyaknya sumbangan pikiran
- Pengembangan potensi diri dan
kreativitas
- Adanya penerimaan yang lebih besar
terhadap perintah yang diberikan dan adanya perasaan diperlukan
- Melatih untuk bertanggung jawab serta
mendorong untuk membangun kepentingan bersama.
c. Tingkat
Partisipasi
Mengukur partisipasi siswa dapat
dilihat dari seberapa jauh keterlibatannya dalam organisasi dimana mereka
menjadi anggotanya. Partisipasi tersebut akan terwujud apabila organisasi
memberikan peluang bagi anggotanya untuk berpartisipasi.
Hal-hal yang Mempengaruhi Timbulnya Partisipasi
Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Partisipasi
dalam suatu organisasi dipengaruhi oleh:
1) Adanya daya tarik dari objek yang
bersangkutan
2) Karena diperintahkan untuk berpartisipasi
3) Adanya manfaat bagi dirinya
e. Bentuk
Partisipasi Siswa dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
Untuk mengukur partisipasi siswa
dalam kegiatan ekstrakurikuler ditentukan oleh:
a) Tingkat kehadiran dalam pertemuan
b) Jabatan yang dipegang
c) Pemberian saran, usulan, kritik dan
pendapat bagi peningkatan organisasi
d)
Kesediaan
anggota untuk berkorban
e)
Motivasi
anggota
- Pembinaan Kegiatan Ekstrakurikuler
Adapun tugas-tugas seorang pembina kegiatan ekstrakurikuler oleh Made
Pidate dalam bukunya Supervisi Pendidikan dikatakan sebagai berikut:
a.
Tugas
mengajar
1. Merencanakan aktivitas
2.
Membimbing
aktivitas
3.
Mengevaluasi
b.
Ketatausahaan
1. Mengadakan presensi
2. Menerima dan mengatur keuangan
3. Mengumpulkan nilai
4. Memberikan tanda penghargaan
c. Tugas-tugas umum
Mengadakan
pertandingan, pertunjukan, perlombaan, dan lain-lain.
- Tersedianya Sarana
Yang dimaksud dengan sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar baik yang bergerak maupun tidak
bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan dengan lancar
teratur, efektif dan efisien. (Depdikbud, 1998)
Yang dimaksud
dengan sarana ekstrakurikuler adalah ada tidaknya sarana yang dapat disediakan
oleh sekolah guna memberi kemudahan kepada peserta dalam mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler.
- Tersedianya Dana
Tersedianya dana ekstrakurikuler diartikan sebagai besarnya dana yang
disediakan oleh sekolah guna memberi kemudahan kepada peserta dalam mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler.
Menurut Suharsimi Arikunto (1985: 2) sumber pembiayaan pendidikan berasal
dari empat arah, yaitu:
a. Pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah
b.
Orang tua murid (SPP dan BP3)
c.
Masyarakat
d. Dana bantuan atau pinjaman pemerintah dari
luar negeri.
- Keberadaan Jadwal Kegiatan
Ekstrakurikuler
Penjadwalan merupakan salah satu kegiatan administrasi di sekolah. Jadwal
ini dimaksudkan untuk mengatur program belajar, praktek, program lapangan dapat
terselenggara secara tertib sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan
memanfaatkan seluruh sumberdaya yang tersedia dengan segala keterbatasannya.